Pengujian halogenalkana
Larutan perak nitrat bisa digunakan untuk menentukan halogen apa yang terdapat pada sebuah halogenalkana. Cara yang paling efektif adalah dengan melakukan sebuah reaksi substitusi yang mengubah halogen menjadi sebuah ion halida, dan selanjutnya menguji ion halida tersebut dengan larutan perak nitrat.
Reaksi
Halogenalkana dipanaskan dengan sejumlah larutan natrium hidroksida dalam sebuah campuran etanol dengan air. Apapun akan larut dalam campuran ini sehingga reaksi bisa berlangsung dengan baik.
Atom halogen dilepaskan sebagai ion halida:
Reaksi ini tidak harus berlangsung sampai selesai. Uji dengan perak nitrat cukup sensitif untuk mendeteksi ion-ion halida dalam konsentrasi yang cukup kecil.
Campuran diasamkan dengan menambahkan asam nitrat. Penambahan asam nitrat ini akan mencegah terjadinya reaksi antara ion-ion hidroksida yang tidak-bereaksi dengan ion-ion perak yang akan ditambahkan. Selanjutnya larutan perak nitrat ditambahkan.
Berbagai endapan bisa terbentuk dari reaksi antara perak dan ion-ion halida:
ion dalam campuran | endapan yang terbentuk |
---|---|
Cl- | endapan putih |
Br- | endapan krim pucat pasi |
I- | endapan kuning pucat pasi |
Warna endapan-endapan yang terbentuk cukup sulit untuk dibedakan, khususnya jika endapan yang terbentuk sedikit. Anda bisa menentukan endapan apa yang terbentuk dengan menambahkan larutan amonia.
endapan awal | pengamatan |
---|---|
AgCl | endapan larut menghasilkan larutan tidak berwarna |
AgBr | endapan hampir tidak berubah dengan penambahan larutan amonia encer, tapi larut dalam larutan amonia pekat menghasilkan larutan tidak berwarna |
AgI | endapan tidak terlarut dalam laturan amonia, baik encer maupun pekat |
Latar belakang
Untuk membandingkan kereaktifan-kereaktifan halogenalkana, berbagai halogenalkana diperlakukan dengan sebuah larutan perak nitrat dalam sebuah campuran etanol dengan air. Tidak ada lagi zat lain yang ditambahkan. Setelah beberapa lama, endapan-endapan muncul ketika ion-ion halida (yang dihasilkan dari reaksi-reaksi halogenalkana) bereaksi dengan ion-ion perak yang ada.
Selama prosedur ini berlangsung pada kondisi-kondisi yang terkontrol (jumlah zat yang sama, suhu yang sama dan seterusnya), maka waktu yang diperlukan untuk pembentukan endapan dapat menjadi petunjuk tentang kereaktifan halogenalkana – semakin cepat endapan terlihat, semakin reaktif halogenalkana tersebut.
Ada dua cara pembentukan ion halida, tergantung pada jenis halogenalkana yang ada – yakni halogenalkana primer, sekunder dan tersier.
Untuk halogenalkana pimer, reaksi utama yang terjadi adalah antara halogenalkana dengan air dalam pelarut.
Halogenalkana tersier terionisasi sampai tingkatan yang sangat kecil.
Sedangkan halogenalkana sekunder bisa mengalami kedua reaksi di atas.
Membandingkan laju-laju reaksi sesuai dengan jenis halogen
Untuk perbandingan laju reaksi ini, jenis halogenalkana yang digunakan harus konstan (baik primer, sekunder atau tersier), hanya gugus halogennya yang diubah-ubah. Sebagai contoh, anda bisa membandingkan lamanya waktu yang diperlukan untuk menghasilkan sebuah endapan dari beberapa halogenalkana primer berikut:
Sesuai dengan sifat-sifat halogen masing-masing, akan jelas bahwa waktu yang diperlukan untuk terbentuknya endapan perak bromida akan tergantung pada berapa banyak zat yang digunakan dan pada suhu berapa reaksi berlangsung. Tetapi pola hasilnya selalu sama.
Sebagai contoh:
- Senyawa iodo primer agak cepat menghasilkan endapan.
- Senyawa bromo primer memerlukan waktu yang lebih lama untuk menghasilkan endapan.
- Senyawa kloro primer kemungkinan tidak akan membentuk endapan, kecuali, dalam jangka waktu yang cukup lama.
Membandingkan laju reaksi antara halogenalkana primer, sekunder dan tersier
Untuk melakukan perbandingan ini, atom halogen tidak diubah-ubah. Biasanya digunakan bromida karena memiliki laju reaksi sedang. Sebagai contoh, anda bisa membandingkan kereaktifan dari senyawa-senyawa berikut:
Lagi-lagi, waktu yang diperlukan akan bervariasi sesuai dengan kondisi reaksi, tapi polanya akan selalu sama.
Sebagai contoh:
- Halida tersier menghasilkan sebuah endapan hampir secara spontan.
- Halida sekunder menghasilkan sedikit endapan setelah beberapa detik. Semakin lama endapan semakin menebal.
- Halida primer biasanya memerlukan waktu yang cukup lama untuk menghasilkan sebuah endapan.
No comments:
Post a Comment