Thursday, October 13, 2011

Jenis Komplekson

Salah satu dari jenis reaksi kimia yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan titrimetrik melibatakan pembentukan suatau kompleks atau ion kompleks yang dapat larut tetapi sedikit terdisosiasi. Salah satu contoh reakasinya adalah reaksi dari ion perak dengan ion sianida untuk membentuk ion kompleks Ag(CN)2- yang sangat stabil:
Ag+ + 2CN ? Ag(CN)2-
Dalam isi laporan, yaitu pada bagian Komplekson, disana terdaapt empat jenis komplekson, sedangkan dalam sumber yang lain disebutkan ada tiga macam komplekson, yaitu diantaranya :
  1. Asam etilen-diamin-tetra-asetat, pada umumnya disebut “EDTA” (Ethylene Diaminatetra Acetic Acid). Nama lain untuk EDTA adalah:
o       Complexon II. (Siegfried)
o       Titriplex II. (Merck)
o       Versena acid (Dow)
o       Sesquestic acid (Hopkins & Williams)
EDTA merupakan asam lemah yang mempunya nilai pK1 = 2,0, pK2 = 2,67 pK3 = 6,16, pK4 =10,26. Harga tersebut menunjukkan bahwa kedua proton yang pertama, lebih mudah lepas dibandingkan dengan 2 proton lainnya. Asam bebas ini sukar larut dalam air, karena itu jarang sekali dipakai dalam larutan standard.
Garam dinatriumnya (Na2H2Y) biasanya dipakai dalam kimia nalisis dengan nama:
  • Komplekson III,
  • Titriplex III,
  • Sesquesterne,
  • Trilon B
  • Versene
  • Chelaton 3
2. Asam nitroloasetat
Nama lainnya adalah:
  • Complexon I
  • NITA atau NTA
Asam ini mempunyai nilai pk1 = 1,9, pk2 = 2,5, pk3 = 9,7. Asam nitroloasetat bebas sukar larut dalam air, jadi seperti halnya EDTA yang biasa dipakai dalam garam dinatriumnya.
3. Asam 1,2 – diaminosiklo heksana – N N N1 N1 – tetraasetat
Nama lainnya:
  • Complexon VI
  • DCYT atau DCTA
Zat ini akan membentuk senyawa kompleks lebih lambat jika dibandingkan dengan   EDTA sehingga mengakibatkan kesukaran pada penetapan titik akhir.
Dari ketiga komplekson di atas, yang paling banyak dipakai adalah komplekson III, sebab :
o       Harganya lebih murah
o       Merupakan lignand heksadentat dan dalam rumus kompleksnya membentuk cincin dengan 5 atom sehingga cukup mantap.
Kesulitan yang timbul dari kompleks yang lebih rendah dapat dihindari dengan penggunaan bahan pengkelat sebagai titran. Bayangkan, sebagai contoh, komponen trietilenatetramina, sebuah ligan kuadridentat, yang sering sekali disingkat “trine”. Di sini, 4 atom nitrogen terhubung oleh jembatan-jembatan etilena dalam sebuah molekul tunggal yang dapat memenuhi angka koordinasi 4 dalam tembaga normal dalam satu langkah.
Dapat dianggap bahwa pembentukan dari ikatan nitrogen-tembaga pertama akan membawa molekul nitrogen lain dari molekul trien sampai suatu kedekatan yang sedemikian rupa sehingga pembentukan dari ikatan tambahan yang melibatkan nitrogen-nitrogen ini jauh lebih mungkin terjadi daripada pembentukan ikatan-ikatan antar tembaga dengan molekul trien lainnya

No comments:

Post a Comment